Sunday, 21 January 2018

Kesenian Jawa Timur

                                                                        KUDA KENCAK
           Pada Awalnya Jaran Kencak di sebut dengan jaran kepang meskipun bukan terbuat dari anyaman bambu, karena pada saat itu kuda yang di kenderai rombongan dari Ponorogo hendak mengirimkan delegasi ke bali, untuk menjalin persaudaraan kerabat dan sudara Batara Kathong dari kerajaan Majapahit yang mengungsi ke Bali.

           Namun ketika sampai di Lumajang, kuda yang di kenakan seragam jazirah perang seperti di pewayangan untuk di persembahkan di bali memberontak kesana kemari dan menendang-nendang tiada henti melawan rombongan, hingga dibuat sebuah keputusan bahwa kuda dan beberapa penjaga untuk tetap tinggal di lumajang untuk menenangkan kuda, sedangkan rombongan tetap melanjutkan ke Bali.

           Hingga akhirnya kuda yang memberontak menjadi tenang dan jinak kembali, warga sekitar yang melihat kuda dijinakan tersebut merasa terhibur, Sejak saat itu menjadi sebuah kesenian bernama Jaran Ngepang yang berarti kuda menendang, namun lebih dikenal dengan nama Jaran Kepang.

           Pada tahun 1806, cakraningrat sampang memindahkan sebanyak 250.000 orang sampang Madura ke pulau Jawa bagian tapal kuda seperti Lumajang. Orang madura yang menjadi punduduk lumajang juga menggemari kesenian bernama jaran Kepang ini, karena seokor kuda dengan kostum perang khas pewayangan jawa bertarung berdiri menggunakan dua kaki dengan pawangnya, setelah kemerdekaan republik Indonesia jaran kepang lebih di kenal dengan jaran pencak dan menjadi Jaran Kencak yang dikenal hingga saat ini.

Catatan: wajib menjaga dan melestarikan kesenian daerah agar tidak hilang

No comments:

Post a Comment