Cengkeh
Tanaman Kondisi
Cengkeh tanaman kondisi dalam berbagai
literature dikemukakan bahwa bibit tanaman cengkeh yang berasal dari polong
memang cukup baik pertumbuhannya. Namun hal tersebut tidak dapat menjamin
produktivitasnya akan sama dengan tanaman induknya. Hal ini disebabkan oleh
sifat penyerbukan (pollination) tanaman cengkeh. Tanaman cengkeh merupakan
tanaman yang menyerbuk silang. Sehingga materi genetic yang terbentuk dari
polong yang terbentuk akan menjadi beragam dan tidak akan sama dengan induknya.
Cengkeh tanaman kondisi Benih / biji cengkeh / polong diambil dari pohon
induk jenis Zanzibar dengan kondisi pohon sebagai berikut
:
- Pohon induk berumur minimal 15
tahun
- Tajuk (percabangan & daun)
cukup baik (80 – 100%).
- Pohon dalam kondisi sehat,
tidak terserang hama dan penyakit
- Produksi biji cengkeh /
polong yaitu 5.000 polong per pohon, pada saat musim panen.
Staf perkebunan cengkeh Branggah Banaran
mengemukakan bahwa baru-baru ini telah dilakukan percobaan pembibitan cengkeh
dengan cara vegetative yaitu dengan cara stek. Stek yang diambil merupakan
bagian dari pohon yang dinilai baik sifat fenotif dan genotifnya. Sehingga
keturunan yang dihasilkan akan sama persis dengan induknya. Namun dengan
berkembangnya teknologi, pembibitan cengkeh bisa dilakukan dengan cara kultur
jaringan.
II.
STANDAR BIBIT CENGKEH
SIAP TANAM
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan penanaman cengkeh yaitu penggunaan bibit cengkeh yang berkualitas
baik. Adapun standar bibit cengkeh yang berkualitas baik, sebagai berikut:
- Benih berasal dari jenis
cengkeh yang baik yaitu jenis Zanzibar
- Benih
berasal dari pohon induk yang sehat, berumur di atas 15 tahun
dan produksi tinggi.
- Umur bibit sekitar 2
tahun.
- Tajuk (percabangan & daun)
bibit, lebat serta simetris
- Warna daun bibit, hijau tua dan
mengkilap
- Bibit tidak terserang hama /
penyakit
Ada
beberapa pendapat mengenai penyiapan bibit cengkeh. Normalnya, bibit cengkeh
bisa siap salur dalam waktu 2 tahun. Namun jika pemeliharaan yang dilakukan
sangat baik maka bibit cengkeh bisa siap salur hanya dalam waktu 1 – 1,5 tahun.
Ketinggian standar bibit siap salur rata-rata 1, 2 meter dengan batang yang
kokoh dan daun kanopi yang sehat.
Untuk memperoleh bibit cengkeh yang berkualitas baik, beberapa tahap yang harus
dilakukan sebagai berikut:
A. Pemilihan
tempat untuk Pembibitan
B. Pesemaian
C. Pembibitan
D. Penyiapan
Tanaman Untuk Pembibitan
A.
PEMILIHAN TEMPAT UNTUK
PEMBIBITAN
Pemilihan tempat sangat menentukan keberhasilan
pembibitan cengkeh, sehingga harus dicari tempat yang memenuhi syarat dari segi
teknis. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebagai tempat pembibitan
cengkeh, sbb:
- Terdapat sumber air untuk
penyiraman
- Areal
terbuka (tidak ada naungan dari pohon besar)
- Tanah cukup subur (masih
terdapat top soil, tidak keras / berbatu)
- Dekat
dengan jalan, untuk memudahkan transportasi
B.
PESEMAIAN
Pesemaian dibuat untuk menyemaikan biji cengkeh / benih sampai
dengan menjadi bibit cengkeh kecil yang mempunyai 2 – 3 pasang daun. Adapun tahap-tahap pekerjaan dalam Pesemaian
, sebagai berikut :
1.
PEMBUATAN BEDENGAN
- Tanah
dibersihkan dari berbagai jenis gulma
- Dibuat bak
bedengan dengan bambu, tinggi = 20 cm, lebar = 120 cm, panjang
menyesuaikan banyaknya biji yang akan disemai.
- Isi bak bambu dengan pasir
walet (pasir sungai) sampai tinggi = 20 cm
- Pasang
peteduh pada bedengan, dengan tinggi 1, 5 m dan prosentase naungan sekitar
95%. Bahan yang dipakai daun kelapa
atau anyaman bamboo.
- Sterilisasi media menggunakan
insektisida Marshall 200 EC konsentrasi 3 ml/lt air dengan dosis 5 lt/m2
dengan cara dikocor. Titik kritis pada tahap persemaian adalah Seed
Treatment dan persiapan media. Polong cengkeh yang akan disemai
kemungkinan besar telah mengandung penyakit sehingga tingkat kegagalan
dalam persemaian cengkeh cukup tinggi.
- Seed Treatment: pada tahap persemaian, lebih banyak penyakit
yang menyerang antara lain: Phytium sp. (rebah batang). Untuk
menjaga hal tersebut maka biji polong bisa direndam pada air yang sudah
diberikan Fungisida dengan bahan aktif Propamocarb hidrochlorida
dengan merk dagang Previcur N. Namun pengalaman penulis, akan lebih
baik jika seed treatment dilakukan dengan cara perendaman dengan
menggunakan larutan air yang dicampur dengan mikroorganisme yang mampu
menekan pertumbuhan penyakit pada persemaian. Penulis menggunakan Custombio
yang mengandung berbagai microorgansme seperti jamur trichodrema sp
dan beberapa species bakteri yang bermanfaat untuk mengikat unsur hara
lepas. Tingkat persentase persemaian yang hidup dapat bertahan sampai
dengan 90%.
·
Persiapan Media: Media yang
digunakan bisa berupa tanah yang dicampur pupuk kandang ataupun pasir. Penulis
mengguanakan pasir karena dinilai mempunyai beberapa kemudahan. Penempatan
lokasi persemaian pada dasarnya dipilih untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Menurut penulis, hal yang paling penting persemaian harus terhindar dari factor
abiotic seperti cuaca dan seranga hama dan penyakit. Penulis melakukan
persemaian di lokasi yang tertutup tepatnya didalam gudang yang beratapkan seng
sehingga terhindar dari cuaca hujan dan panas secara langsung, serta
meminimalkan investasi penyakit. Pasir yang akan digunakan sebagai media tanam
terlebih dahulu disemprot dengan larutan Custombio untuk menekan pertumbuhan
mikroorganisme pathogen. Menurut pengalaman penulis, hal ini mampu meningkatkan
pertumbuhan persemaian hingga 90%.
2.
PENYEMAIAN BIJI CENGKEH
2.1.
Pengadaan Biji Cengkeh
a.
Biji berasal dari pohon induk yang terpilih. Adapun syarat pohon induk, sbb :
· Umur
di atas 15 tahun
· Tajuk
pohon (percabangan & daun) lebat, berbentuk simetris
· Kondisi
pohon sehat
· Pohon
berbunga hampir tiap tahun
· Produksi
cengkeh / bunga relative banyak (minimal 50 kg cengkeh basah per pohon
pada umur 15 tahun)
b.
Biji diambil dari 1/3 bagian tajuk pohon, bagian tengah.
c.
Pilih biji cengkeh yang sudah tua (warna kulit ungu)
2.2.
Perlakuan Biji Cengkeh
- Biji cengkeh yang sudah
dipetik, dikupas kulitnya menggunakan pisau yang tajam dan bagian biji
tidak boleh terluka.
- Pilih biji dengan ukuran
relative besar atau 1 kg biji berisi 800 butir dan sehat (tidak
terdapat bintik-bintik hitam) serta warna biji setelah dikupas, hijau
kemerahan
- Rendam biji cengkeh dalam
air, selama sehari.
2.3.
Penanaman Biji Cengkeh
a. Pembuatan Bedengan
Pesemaian
· Buat
bedengan dengan lebar 100 cm dan panjang sesuai kebutuhan dan tinggi
sekitar 20 cm.
· Gemburkan
tanah bedengan setinggi 20 cm dan akan lebih baik bila bedengan dicampur dengan
pasir sungai.
· Buat
naungan pada bedengan dengan prosentase naungan 100 % dan tinggi 100 – 150 cm.
Bahan yang dipakai atap bamboo atau daun kelapa.
b.
Penanaman Biji
Biji
cengkeh ditanam pada bedengan yang sudah disiapkan dengan ketentuan:
· Jarak
tanam biji 5 x 5 cm2
· Biji
ditanam secara tegak (bagian ujung biji yang runcing, berada di
atas) sampai sedalam kira-kira 3/4 panjang biji. Sehingga 1/4 bagian
biji nampak di atas permukaan tanah.
3.
PEMELIHARAAN
PESEMAIAN
Agar benih yang sudah disemaikan dapat tumbuh dengan baik, maka harus dilakukan
pemeliharaan, sebagai berikut:
a.
Dilakukan
penyiraman setiap hari, untuk menjaga kelembaban media.
b.
Dilakukan
penyiangan atau pembersihan gulma
C.
PEMBIBITAN
Setelah kira-kira 30 – 45 hari, benih dipesemaian akan
tumbuh menjadi bibit kecil (2 -3 pasang daun), selanjutnya dipindahkan ke
polybag dipembibitan. Kegiatan Pembibitan yaitu
memelihara bibit kecil sampai dengan bibit siap tanam (berumur 2 tahun). Adapun
tahap-tahap pekerjaan dalam pembibitan, sbb:
1.
PEMBUATAN MEDIA
TANAM (POLYBAG)
- Buat Bedengan
· Arah
bedengan Utara - Selatan
· Tinggi
bedengan sekitar 20 cm, Lebar 150 Cm dan panjang sesuai kebutuhan
- Pasang Peneduh
Pasang
peteduh pada bedengan, dengan tinggi bagian timur 2 m, sedangkan bagian barat
1,5 m. Prosentase naungan 50 %.
Bahan yang dipakai yaitu anyaman bambu. Alternatife lain memakai
daun kelapa atau paranet
- Isi Polybag
· Siapkan
polybag ukuran p x l = 40 x 35 cm2
· Siapkan
media polybag berupa campuran tanah : pupuk kandang =2: 1
· Masukkan
media ke dalam polybag sampai penuh (1cm dibawah bibir polybag)
· Atur
polybag pada bedengan dengan jarak sekitar 25 x 25 cm2
- Sterilisasi Media
Sterilisasi media menggunakan insektisida Marshal
konsentrasi 3 ml/lt air dengan dosis 200 ml/polybag, dengan cara
dikocor. Penulis melakukan aplikasi jamur antagonis terhadap pathogen yaitu
jamur Trichoderma sp.
2.
PENANAMAN BIBIT
Setelah benih disemaikan dipesemaian, kemudian akan tumbuh menjadi bibit
kecil dan selanjutnya bibit dipindahkan ke polybag dipembibitan.
Penanaman bibit dilakukan dengan ketentuan, sebagai berikut:
- Pilih
bibit yang sudah mempunyai 2 – 3 pasang daun.
- Cabut /
congkel bibit yang sudah siap tanam secara hati-hati agar akar tidak
rusak.
- Tanam bibit pada polybag dengan
cara dibuat lubang pakai kayu, kira-kira sedalam akar bibit yang akan
ditanam.
- Tanam bibit pada lubang
tersebut, kemudian lubang ditutup tanah dan agak dipadatkan.
3.
PEMELIHARAAN BIBIT
3.1.
Penyiraman
Penyiraman setiap hari pada saat musim kemarau.
3.2.
Penyiangan
Penyiangan atau pengendalian gulma dilakukan setiap 15 hari sekali. Gulma
yang tumbuh dipolybag, dibersihkan dengan cara dicabut. Tanah digemburkan
menggunakan solet atau kecruk.
3.3
Pemupukan
Untuk memacu pertumbuhan vegetatif bibit, maka harus dilakukan pemupukan
anorganik. Pupuk yang dipakai yaitu pupuk NPK 15:15:15. Adapun dosis pupuk,
sebagai berikut:
Umur (bln) Dosis pupuk NPK(gram / bibit)
3 1
7 2
11
3
15
3
Pemupukan dilakukan setiap bulan dengan
tujuan untuk memacu pertumbuhan vegetative.
•
Pupuk Anorganik: Pupuk Anorganik yang diaplikasikan pada tahap pembibitan yaitu
pupuk Urea. Dosis yang diaplikasikan yaitu 5 gr per pohon. Selain itu juga bisa
diaplikasikan pupuk NPK dengan dosis 5 gr/pohon. Pemupukan pada tahap
pembibitan dilakukan hanya dengan cara membuat lubang di pinggir perakaran
bibit cengkeh. Pupuk ditabur dilubang tersebut dan segera ditimbun.
•
Pupuk Organik: Pupuk organic yang diaplikasikan adalah pupuk kandang yang sudah
jadi. Setiap pohon diberi sekitar 100 – 200 gr.
•
Pupuk Daun: Pupuk daun yang diaplikasikan penulis adalah pupuk daun dengan merk
dagang Bayfolan. Hasil yang didapat cukup signifikan. Pupuk daun ini
diaplikasikan dengan interval 1 bulan atau 2 bulan sekali dengan dosis 3-5
ml/liter air. Selain itu, pupuk cair organic juga bisa diaplikasikan
pada tahap pembibitan ini. Pupuk
cair organic ini akan dibahas pada Bab tertentu.
•
Teknologi EMP: Teknologi ini merupakan singkatan dari Effective Microorganism
Procedure. Teknologi ini bukan merupakan teknologi baru namun biasanya para
pelaku pertanian sangat malas dalam melakukannya. Menurut pengalaman penulis,
teknologi ini sangat menguntungkan. Cara aplikasi dari EMP ini cukup mudah.
Pada tanaman cengkeh dari berbagai tahapan saya aplikasikan hampir sama yaitu 5
hari sebelum atau sesudah pemupukan dengan pupuk organic atau anorganik
diaplikasikan microorganisme yang berfungsi untuk mengurai pupuk tersebut
menjadi unsur yang dapat diserap secara langsung oleh tanaman. Contohnya
EM4, Custombio, Stardek dan lain-lain.
3.4.
Pengendalian Hama & Penyakit (PHP)
1.
Hama Pembibitan Cengkeh
Hama yang menyerang pembibitan cengkeh antara
lain:
·
Rayap (Captotermes sp.)
·
Gayas
Pengendalian hama & penyakit dapat dilakukan secara preventif (pengendalian
sebelum terdapat gejala serangan hama / penyakit ) dan kuratif (pengendalian
setelah terdapat gejala serangan hama / penyakit).
Pengendalian
secara preventif dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan atau fungisida
pada rotasi waktu tertentu. Insektisida yang dipakai Marshall, Damasid dll.
Sedangkan fungisida yang dipakai Dithane 80 WP, Benlate, Antracol 70 WP, dll.
Umur bibit (bulan) Rotasi semprot
0 - 6 15 hari
> 6 30
hari
Pengendalian secara kuratif , dilakukan bila terdapat
gejala serangan hama atau penyakit. Hama yang sering menyerang
dipembibitan cengkeh yaitu rayap, kutu putih, penghisap daun dll. Pengendalian
menggunakan insektisida Decis atau Marshal, konsentrasi 1 – 2 cc/lt air.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang dipembibitan cengkeh yaitu embun
jelaga, cacar daun, bercak daun merah. Pengendalian
menggunakan fungisida Benlate, Dithane, konsentrasi 2 gr/lt air.
3.5.
Pengaturan Naungan
Pengaturan naungan dilakukan dengan cara memelihara naungan yang sudah
ada dan mengatur intensitasnya. Pengurangan intensitas naungan disesuaikan
dengan umur bibit. Adapun pengaturan intensitas naungan bibit, sbb:
Umur bibit Intensitas
Naungan (%)
0 –
12 50
12 –
24 0
D.
PENYIAPAN BIBIT UNTUK
PENANAMAN
Untuk penanaman di lapangan harus dipilih bibit yang baik, agar dapat
menghasilkan tanaman yang baik pula. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi
bibit, sebagai berikut:
- Umur bibit sekitar 21 – 24
bulan
- Pertumbuhan bibit normal,
tinggi minimal 70 cm, tajuk (percabangan & daun) lebat dan simetris
- Bibit tidak terserang hama /
penyakit
- Bibit mempunyai batang tunggal
Budidaya sengon diperbanyak dengan menyemaikan biji sengon. Biji sengon
yang dijadikan benih sengon harus terjamin mutunya. Benih sengon yang baik
adalah benih sengon yang berasal dari induk pohon kayu sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik,
seperti : bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama
ataupun tahan penyakit.
Ciri-ciri benih sengon yang
baik yaitu :
- Kulit
benih sengon bersih berwarna coklat tua
- Ukuran benih sengon maksimum
- Tenggelam
dalam air ketika benih direndam
- Bentuk
benih sengon masih utuh.
- Selain
penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya
hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan
mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka
daya tumbuhnya tinggi.
Banyaknya
benih sengon yang dibutuhkan suatu persemaian sengon ditentukan beberapa faktor
sebagai berikut :
1. Jumlah semai sengon yang
harus dihasilkaan
2. Peren perkecambahan
(viabilitas) dari benih sengon yang bersangkutan.
3. Persen jadi semai sampai
bibit sengon siap tanam,dan
4.
Jumlah butir benih sengon tiap kg.
Untuk menghitung banyaknya
benih sengon yang dibutuhkan di persemaian sengon dapat
dipergunakan rumus sebagai
berikut :
V = A / B. C. D
dimana
A = Jumlah bibit sengon
yang harus dihasilkan
B =
Persen perkecambahan dari benih sengon yang bersangkutan
C =
Persen jadi semai sampai siap tanam
D = Jumlah butir benih
sengon tiap kg
V = Jumlah benih sengon
yang dibutuhkan (dalam kg).
Contoh :
Persemaian sengon (Paraserianthes
falcataria) dengan jumlah bibit sengon yang harus dihasilkan 400.000
batang; persen perkecambahan sengon 50 % persen jadi semai sampai siap
ditanam 80%; jumlah butir benih sengon tiap kg = 50.000. Maka jumlah
yang dibutuhkan :
V = 400.000 / 50% x 80% x
50.000
= 20 Kg
Benih sengon
Sehubungan dengan biji
sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila
dalam keadaan lembab, maka sebelum benih sengon disemaikan, sebaiknya dilakukan
treatment terhadap benih sengon tersebut sehingga membuat daya kecambah dari
benih sengon tersebut bisa maksimal, caranya yaitu : Benih direndam dalam air
panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali
dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap
untuk disemaikan.
Keberhasilan persemaian
benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat, oleh karena itu
perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sengon
sebagai berikut :
- Lokasi persemaian sengon sebaiknya ditempat yang datar
atau dengan derajat kemiringan maksimum 5%,
- Memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang
musim,
- Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak
berbatu/kerikil, tidak mengandung tanah liat.
- Berdekatan dengan lokasi penanaman sengon dan jalan
angkutan, guna menghindari kerusakan bibit sengon pada waktu pengangkutan.
- Untuk memenuhi kebutuhan bibit sengon dalam jumlah
besar perlu dibangun persemaian sengon yang didukung dengan sarana dan
prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana
dan prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll.
Tahapan
Penyemaian Benih Sengon
Kegiatan penaburan benih
sengon dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah sengon yang
maksimal dan menghasilkan kecambah sengon yang sehat. kualitas kecambah sengon
ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit sengon, kecambah sengon yang baik
akan menghasilkan bibit sengon yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk
tegakan pohon sengon yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu
diperhatikan dalam kegiatan penaburan benih sengon adalah sebagai berikut :
• Benih
sengon
• Bedeng
tabur/bedeng kecambah sengon
•
Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
•
Peralatan penyiraman
•
Tersedianya air yang cukup
Teknik pelaksanaan, bedeng
tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5
x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm. kemudian bedeng tabur
disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas
dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah sengon.
Penaburan benih sengon pada
media tabur dilakukan setelah benih sengon mendapat perlakuan guna mempercepat
proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah sengon yang maksimal.
Penaburaan benih sengon dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk
menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.
Penaburan benih sengon ini
ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini
berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih
sengon tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah sengon tidak
bertumpuk. Setelah kecambah sengon berumur 7 – 10 hari maka kecambah sengon siap
untuk dilakukan penyapihan.
Langkah-langkah kegiatan
penyapihan bibit sengon:
- Siapkan polybag ukuran 10 x 15 cm,
- Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur,
pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir
dikurangi.
- Setelah media tanam tercampur merata, kemudian
dimasukkan ke dalam polybag setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon
ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah sengon.
- Polybag yang telah berisi bibit sengon, diletakkan
dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar bibit
sengon tidak langsung tersengat terik matahari.
- Pada masa pertumbuhan bibit sengon kecil sampai pada
saat kondisi bibit sengon layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan
pemeliharaan secara intensif.
Pemeliharaan yang dilakukan
terhadap bibit sengon dipersemaian adalah sebagai berikut :
- Penyiraman
: Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan
yang optimum pada bibit sengon. Penyiraman bibit sengon dilakukan pada
pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya
pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari
keadaan normal, yaitu pada saat bibit sengon baru dipindah dari naungan ke
areal terbuka dan hari yang panas.
- Pemupukan
:
Pemupukan bibit sengon dilakukan dengan menggunakan larutan
"gir". Adapun pembuatan larutan "gir: sebagai berikut :
Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan
air sampai volumenya ¾ bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk
rata. Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan.
Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan,
ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit sengon siap dipindahkan ke kebun
sengon.
- Penyulaman : Penyulaman
dilakukan apabila bibit sengon ada yang mati dan perlu dilakukan dengan
segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
- Penyiangan : Penyiangan
terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu
dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan
sampai akar bibit sengon terganggu. Beberapa hama yang biasa menyerang
bibit sengon adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang
tergolong penyakit ialah kerusakan bibit sengon yang disebabkan oleh
cendawan.
- Seleksi bibit sengon : Kegiatan
seleksi bibit sengon merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit
sengon dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit sengon
yang baik dari bibit sengon yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit sengon
yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan
untuk ditanam sedangkan bibit sengon yang kurang baik pertumbuhannya
dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit
sengon sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit sengon
mempunyai kualitas yang merata.
Penyiapan Lahan : Penyiapan
lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen
lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan
dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara,
yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi
dua tahap ;
1.
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan
padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu
ruang tumbuh tanaman.
2.
Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara
mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
Penanaman
: Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
- Pembuatan
dan pemasangan ajir tanam ajir dapa dibuat dari bahan bambu atau kayu
dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir
dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit sengon harus ditanam,
dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam
yang digunakan
- Pembuatan
lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada
ajir yang sudah terpasang.
- Pengangkutan
bibit sengon, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit
dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan
(lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan
sementara ke tempat penanaman.
- Penanaman
bibit sengon, pelaksanaan kegiatan penanaman sengon harus dilakukan secara
hati – hati agar bibit sengon tidak rusak dan penempatan bibit sengon pada
lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit sengon tidak
terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit sengon
selanjutnya.
Pemeliharaan,
kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan :
- Penyulaman,
yaitu penggantian tanaman sengon yang mati atau sakit dengan tanaman
sengon yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah
tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama
(sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman
tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit sengon yang baik
disertai pemeliharaan yang intensif.
- Penyiangan, pada dasarnya kegiatan
penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu
dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman
sengon, agar kemampuan kerja akar sengon dalam menyerap unsur hara dapat
berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga
dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya
menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya,
sekaligus untuk memutus daur hidupnya. penyiangan dilakukan pada
tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon
tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim
penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
- Pendangiran, pendangiran yaitu
usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman sengon dengan maksud untuk
memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
- Pemangkasan, melakukan
pemotongan cabang pohon sengon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan
penanaman).
- Penjarangan, penjarangan
dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman
sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman sengon
berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 %, maka
banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa
sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 %
dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon sengon dalam
setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir
daur. Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon
menurut sistem "untu walang" (gigi belakang) yaitu : dengan
menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman. Sesuai
dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun
maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan,
pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan
berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh
kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi
penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.